Jumat, Mei 07, 2010
Memori World Cup '06
Wah demam piala dunia sudah terasa gaungnya ya. Juni mendatang kita bakal menyaksikan hajatan besar sepak bola lagi di Afrika Selatan. Sangat tak terasa, padahal rasanya baru kemarin menyaksikan gegap gempita Euro 2008. Beberapa bulan lagi kita bakal menjumpai apa yang terjadi seperti empat tahun lalu. Ya.. empat tahun lalu tepatnya berpusat di Jerman pusaran energi sepak bola itu terjadi, menyebar ke seluruh kawasan bumi hingga sampailah riuh gemuruhnya di Indonesia, meski negara kita tidak (bahkan tidak pernah ikut..kpn y) masuk daftar kontestan. Tapi antusiasme yang begitu luar biasa terjadi. Itulah sepak bola. Olahraga familiar yang menjadi favorit semua kalangan.
Aku masih ingat 4 tahun lalu betapa huru-hara piala dunia menjangkiti semua media. Koran, majalah, televisi, situs online berlomba-lomba memberi liputan terbaik mengenai worlcup bahkan semua koran membuat kolom sendiri tentang liputan piala dunia. Merchandise piala dunia begitu berjajar di sudut-sudut toko dan pasar. Iklan televisi yang dibombardir tema world cup. Satu bulan yang begitu heboh.Dunia sebulan terasa berlogo bola. Menyaksikan 32 negara hebat berlaga. Saling menyingkirkan secara sportif babak demi babak. Begitu nikmat mata ini sebagai penggemar bola disuguhi sandiwara lapangan pemain-pemain kelas dunia. Rasanya ingin larut bersama di tribun (hehe ngayal).
Kala itu saya menjagokan Italy. Sebelumnya sudah lama sekali sih ngefans Gli Azzurri. saat diperkuat Roberto Baggio, Maldini, Vieri (hehe jaman jadul) di Piala Dunia Jepang-Korsel. Tapi sayang tim kebanggaan saya ini gagal lolos di perempat final secara tragis saat disingkirkan Korsel, wakil Asia supertangguh. Dan berlanjut empat tahun (2006) kemudian worldcup digelar di Jerman. Italy yang saat itu dilanda Calciopoli bermain luar biasa mematahkan prediksi sebagian pengamat bola. Penyisihan grup dilalui begitu sempurna sampai partai akhir. Dan kala itu moment yang sangat berkesan di hati saya..adalah saat Itali menghadapi tuan Jerman di semifinal. Bursa taruhan jelas saat itu milik Tim Panser, karena selain sebagai tuan rumah Jerman sangat tangguh diperkuat barisan pemain muda dibawah asuhan Juergen Klinnsman. Partai semifinal berlangsung alot hingga 2x45 menit. Begitu juga dengan perpanjangan waktu. Jutaan pasang mata saat itu yakin semifinal bakal berakhir adu pinalti. Dan jelas kalau adu pinalti terjadi, maka kemungkinan jerman-lah yang lolos, karena sebelumnya Jerman begitu perkasa mengalahkan Argentina di perempat final melalui adu pinalti. Masih kuingat saat itu kira-kira 6 menit menuju peluit panjang perpanjangan waktu, Marcello Lippi menarik pemain bertahan (wis lali sopo) dan menggantinya dg del pierro, dg strategi mengarahkan pemain bermain menyerang tiba2. Alhasil saat jutaan warga Jerman bersiap menyambut adu pinalti yg mereka harapkan, Goal Fabio Grosso melalui umpan Andrea Pirlo menjadi malapetaka warga Jerman. Sontak tribun stadion saat itu langsung banjir air mata (huahuahua..). Belum sempat menangisi goal pertama Itali, lagi2 Jerman dibuat menangis dengan goal kedua tidak sampai semenit kemudian,saat itu dari kaki Del Piero. Benar-benar sandiwara yang sempurna. Dan...itulah kemenangan dramatis Itali (menurut saya) empat tahun lalu. Kemenangan di depan tuan rumah...Kemenangan yang mengantarkan mereka empat tahun lalu ke final di Stadion Berlin..bertemu dengan musuh bebuyutan:Perancis. Dan melalui adu pinalti dramatis Gli Azzurri berhasil membalaskan dendam mereka di Euro 2000. Itali being a CHAMPION...
Dan kemudian Fabio Cannavaro mengangkat trophi emas world cup setinggi-tingginya disaksikan ribuan pasang mata di stadion Berlin, diwarnai letupan kembang api raksasa. Stadion Berlin yang bernuansa Biru..Begitu Indah. Ya..itulah momen yang masih saya ingat empat tahun lalu. Semoga Itali mengulanginya lagi di Africa Selatan. Semoga De Javu Itali bersama Marcello Lippi terulang lagi sebulan ke depan..Siamo Belli Come Il Sole..Champione del mondo..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar