Sabtu, Mei 15, 2010
Bung OT
Suara menggelegarnya memenuhi stadion Kanjuruhan membakar semangat aremania. Kadang juga mampu melerai keributan arek2 di tribun papan skor. Meski tak tampak wajahnya tapi aremania begitu manut kata2nya. Yupzz sapa lagi kalo bukan Bung OT (Ivan Tobing). Hayo para aremania dah tau belum sama salah satu orang penting ini...
Ovan Tobing atau yang biasa dipanggil dengan nama OT adalah seorang Penyiar Radio, MC sepak bola (MC), dan mantan pengurus tim
Suaranya yang keras dan menggelegar merupakan ciri khasnya kala memulai karirnya menjadi MC sekitar 1980-an lalu. Karakter suaranya itulah yang kemudian dimanfaatkannya untuk meredam kerusuhan di acara-acara yang banyak mengundang massa. Di usianya yang sudah setengah abad lebih, OT membiarkan rambutnya yang memutih tetap gondrong. Baginya, rambut gondrong sebahu merupakan trade mark-nya.
Penampilannya yang santai diperkuat dengan gelang berbentuk rantai yang cukup besar dari perak. Aksesoris itu menghiasi pergelangan kedua tangannya yang berkulit kuning langsat. Gaya bicaranya ceplas-ceplos. Tak ada yang dirahasiakan, kecuali usia dia yang sebenarnya dan nama aslinya. Karakter suaranya sangat terasa. Di stasiun radio Senaputra, OT memang sudah menjadi penyiar. Karirnya menjadi penyiar di Senaputra dimulai sekitar 1975-an.
Saat ini di Senaputra, suaranya mengudara setiap Senin hingga Jumat pada pukul 08.00 hingga 11.00 dalam acara bertitel Ngledom. Suaranya juga bisa dinikmati pada Rabu pukul 17.00 hingga 20.00 dalam acara musik rock. Malam harinya mulai pukul 22.00 hingga 24.00, OT membawakan acara musik blues. Dan pada Jumat, pukul 22.00 hingga 24.00 di acara musium (musik ora umum).
Berbekal menjadi penyiar itulah, suami dari Sri Cahyawati tersebut akhirnya menerjuni dunia MC. Pertama kali menjadi MC sekitar 1980-an saat God Bless manggung di GOR Pulosari (kini berubah menjadi Giant Supermarket) di Jl Kawi. Tapi, saat itu dia bukanlah MC resmi. Karena dirinya memang tak diundang panitia. Statusnya dalam konser itu hanyalah sebatas sebagai penonton.
Namun, di pertengahan konser, tejadi sebuah keributan yang cukup besar. Karena tak tahan dengan adanya keributan itu, OT lalu memutuskan untuk naik panggung meredam kerusuhan dengan suaranya yang menggelegar
Dari Pulosari itulah akhirnya namanya secara perlahan naik ke jajaran papan atas MC di Indonesia. Untuk konser musik grup band asal Indonesia, hampir semuanya sudah pernah dipimpinnya. Mulai dari Slank, Dewa, Peterpan, Jamrud, Power Metal, hingga konser musik dangdut seperti Elvi Sukaesih.
Untuk grup musik luar negeri, dia pernah menjadi MC konser Metallica, Sepultura, Helloween, Skid Row, White Lion, dan Europe.
Kendati MC dan penyiar merupakan profesi yang sama-sama mengandalkan kualitas suara, namun OT tak mau meninggalkan kebiasaan merokok. Dua bungkus rokok dengan merk berbeda dihisapnya secara bergantian saat berbicara. Selama ini, papar dia, kebiasaan merokok tak mengubah kualitas suaranya. Sebab, setiap hari dia mengimbanginya dengan banyak minum air putih dan berolahraga.
Konser musik yang pernah ditanganinya dan menurutnya paling rusuh adalah saat Jamrud manggung di Bekasi sekitar 2004 lalu. Di konser itu terdapat dua kubu penonton yang saling melempar bambu runcing. Puluhan atau bahkan ratusan penonton menjadi korban. Bahkan, aparat keamanan tak juga banyak yang menjadi korban.
Saat itu yang ada di benaknya langsung ingat kepada Tuhan. Setelah itu, dirinya berbicara dengan nada keras, namun dengan bahasa yang santun. Intonasi yang digunakan naik turun. Ini dilakukan agar emosi penonton tersentuh dan tidak menjadi bertambah beringas.
Secara tak langsung, gaya bicaranya yang khas ini mampu membangkitkan semangat pemain, termasuk juga suporter dalam memberikan dukungan kepada tim. Sehingga akhirnya Aremania menjadi pelopor suporter teladan di kancah sepak bola Indonesia. Sebelum di Arema, dia juga sempat menjadi MC Persema mulai pertengahan 1980-an.
Dalam empat tahun terakhir, pria yang pernah menjadi Manajer Arema dan Asisten Manajer Persik Kediri itu sudah pensiun menjadi MC Arema. Perannya sudah digantikan orang lain. Gaya MC yang satu ini sepertinya juga meniru gaya bicara OT.
Pria keturunan batak tersebut terlihat memegang microphone di Stadion Kanjuruhan pada 13 September 2008 lalu. Saat itu terjadi keributan setelah Arema dikalahkan PKT Bontang 1-2. “Saya langsung menyambar mic karena saya tak ingin kerusuhan terus membesar. Waktu itu saya sebenarnya menjadi penonton. Ketika mengetahui ada kerusuhan, saya langsung berlari,” terang dia.
Hasilnya cukup efektif. Dengan suara khasnya, amuk massa secara perlahan berhenti. Pada saat menjadi Manajer Arema, dia juga menggunakan suaranya yang menggelegar untuk memotivasi pemain. Hasilnya, pada 1992 Arema menjadi juara. Sedangkan pada saat menjadi manajer pada 2004 lalu, Arema bisa kembali lagi ke divisi utama, setelah sebelumnya terlempar ke divisi I.(googling from : Lazuardi Firdaus)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar