Jumat, Oktober 05, 2012

Senin, September 10, 2012

Back to Ijen Crater


Ijen.. seperti halnya Bromo, telah tersohor di mancanegara khususnya wisatawan eropa. Berkunjung ke bromo tidaklah afdol tanpa ke ijen. Itulah ungkapan salah seorang wisatawan asing yang saya temui beberapa bulan lalu di Penanjakan Bromo. Seolah-olah bromo-ijen sudah menjadi satu paket tour beberapa biro wisata luar negeri sebelum akhirnya berlanjut ke Bali.

Ini kedua kalinya saya menyambangi kawah ijen. Kunjungan saya pertama tahun lalu begitu membekas karena sesuatu yang tak biasa. Ya.. tidak biasa karena saya berangkat kesana bertepatan dengan hari raya Qurban melalui jalur selatan (Desa Licin). Sesuatu yang tak saya prediksi sebelumnya karna di hari besar jelas truk penambang belerang yang biasa menawarkan jasa mengantar para pendaki lokal sedang libur. Alhasil sayapun terpaksa melewati medan jalur Licin yang terkenal ganas itu dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 15 km. Hal yang begitu konyol dimana setiap kami berjalan hartop-hartop bule melintas dengan mendongakkan kepala para penumpangnya keluar jendela. Dengan terheran-heran bule2 itupun melihat saya ngesot melalui bebatuan menanjak, belum lagi melewati Letter S atau yang biasa disebut penduduk sekitar dengan Tanjakan Erek-Erek. Tanjakan yang terkenal memakan korban masuk ke dalam jurang. Dan perjalanan saya di jalur Licin waktu itu seakan tak berakhir dengan kondisi lelah dan hujan. Setelah 5 jam berjalan, seperti menemukan surga saja setelah saya membaca plat bertuliskan : Paltuding!!Pos cagar alam kawah ijen. Well itu dejavu setahun yang lalu. Sekarang planning ke kawah ijen pun muncul lagi dan musti dipersiapkan segalanya secara matang.

Saya berjanji pada diri sendiri untuk kembali mengunjungi ijen hanya karna 2 hal : pertama,tahun lalu saya tak bisa berlama-lama di puncak karena sesak nafas akibat kepulan belerangnya, kedua: begitu sampai puncak batere kamera habis, so gak bisa motret point of view yang terkenal itu. Alhasil kamera hp jadul bermodus vga hanya bisa jadi memori dengan kualitas gambar ala kadarnya hehehe.

Alhamdulillah celengan libur masih tersisa. Akhirnya saya memutuskan berangkat pada H+5 lebaran. Berbeda dengan tahun lalu yang melewati jalur dari desa Licin Kabupaten Banyuwangi, kali ini saya sengaja lewat Jalur Sempol Kabupaten Bondowoso atau jalur utara. Rute ini lebih menguntungkan karena jalan yang tidak serusak klo kita lewat Licin.
Perjalanan panjang menggunakan sepeda motor (hehe lagi-lagi) saya tempuh kurang lebih 7 jam dengan rute Malang-Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Bondowoso. Dari Bondowoso berbelok ke Desa Sempol tepatnya. kanopi kebun kopi yang indah menyambut begitu memasuki desa ini. Jajaran tanaman kopi arabika yang berhektar-hektar luasnya menyajikan pemandangan yang sejuk. Luas sekali. Mungkin kebun kopi arabika milik PT Persero XI ini memasok sebagian besar kebutuhan kopi tanah air.


Selain menyugukan obyek agrowisata kopi, di sempol juga terdapat beberapa obyek wisata lain seperti pemandian air panas (yang sumber airnya langsung dari kawah ijen,so mengandung belerang yang berkhasiat untuk beberapa solusi penyakit kulit), serta air terjun Blawan yang tidak jauh dari pemandian air panas bila kita tempuh dengan berjalan kaki. Ada yang unik dari air terjun Blawan, bahwa debit air terjun ini kecil tidak seperti air terjun lainnya, tetapi mempunyai arus yang lumayan deras. 


Melanjutkan perjalanan menuju paltuding (pos bermalam sebelum mendaki ke kawah ijen), saya beristirahat sejenak di sebuah homestay arabica milik persero XI yang menyuguhkan view luar biasa. Singgah sejenak sambil ngopi disini kita akan disuguhkan komplek pegunungan ijen dan merapi yang begitu indah dari kejauhan. Asap belerang yang mengepul ke langit tampak dari homestay. Serta hijaunya perbukitan cagar alam ijen sungguh membuat semakin betah berlama-lama saja


Beberapa fasilitas peristirahatan lumayan lengkap disini. Maklum sebagian pengunjung kawah ijen adalah turis mancanegara, jadi fasilitas penginapan dibuat semaksimal mungkin meski berada di tengan hutan rimba hehe.. Perjalanan ke paltuding harus berlanjut karena hari semakin gelap. Sesampainya di paltuding, seperti biasa kita harus mengurus administrasi/perijinan sebelum melakukan pendakian. Esoknya, pagi buta setelah subuh, dimulailah tracking.  

Mendaki ijen tidak membutuhkan waktu yang lama, kurang lebih 2-3 jam saja dengan medan yang biasa dilalui para penambang belerang.



Bagi yang pertama kali kesini mungkin akan dibuat terkesima oleh lalu lalangnya para pemikul belerang yang perkasa. Bukan perkara mudah memang memanggul beban belerang 75-80 kg dengan melewati medan naik turun gunung. Sekedar informasi bahwa hasil jerih payah penambang belerang ini dihargai Rp 625,- per kilonya. Tiap pikulnya berkisar rata-rata 75-80 kg. dalam sehari mereka bisa menenteng pulang-pergi 3x . Jadi kalau dihitung kira-kira: Rp. 625 x 75 x 3 x 30 = 4 juta lebih / bulan. Gaji yang lumayan besar untuk ukuran seorang penduduk yang hidup di daerah pelosok seperti itu, tapi kupikir juga tak sebanding dengan resiko dan beban yang begitu besar, naik turun gunung dengan memikul beban 75 kg saja sudah bikin geleng kepala. Itu sebabnya mayoritas penduduk lereng gunung ijen menggantungkkan hidup sepenuhnya menjadi pemikul belerang tradisional.  

Konon kualitas belerang ijen ini memang yang terbaik seIndonesia. Begitu kata salah seorang buruh pemikul yang saya temui. Hasil belerang ijen ini nantinya akan dikirim ke beberapa tempat pengolahan makanan dan kosmetik kota-kota besar.
Di suatu pondok pengepulan belerang tampak beberapa turis perancis berkumpul menyaksikan kegiatan timbang menimbang belerang yang tampak takjub dengan kekuatan para kuli belerang ini, beberapa dari mereka juga tampak narcis berfoto meniru gaya para penambang belerang membawa pikulan seberat 80 kg. Tapi tetap saja tidak terangkat, mereka tidak seperkasa para penambang itu.


Berwisata ke kawah ijen, jangan harap sperti tracking ke gunung yang mengharap view sunrise. Kita takkan menemukannya disini karena matahari akan terbit dari balik gunung merapi yang membelakangi puncak kawah ijen, so: ”no sunrise”. Sebenarnya puncak momen ijen bukanlah saat pagi atau siang hari, tapi ketika matahari sedang berada di belahan bumi lainnya. Yuppp..di malam hari. Kenapa?Karena bila kita sampai di bibir kawah ijen malam hari, maka kita akan disuguhkan pertunjukan pantulan cahaya belerang yang muncul dari kawah. Iluminasi warna dan cahaya yang berkilau keperakan di kegelapan akan sangat memanjakan mata


Ya seperti tahun lalu…tidak banyak yang berubah dari medan ijen,meski awal tahun 2012 area kawah ijen sempat ditutup untuk semua aktivitas baik wisata maupun penambangan belerang karena erupsi.



Dan begitu bersemangatnya saya ketika kepulan asap raksasa membumbung di depan mata , menandakan sudah dekat lagi menuju kawah, saya mempercepat langkah mendaki. Alhamdulillah cuaca terang, saya mendapat view bagus kali ini. Subhanallah..akhirnya saya kembali lagi kesini. Ya seperti janji setahun lalu, kutitipkan rindu di tanah ijen dan kutepati janji itu, Menginjakkan kaki lagi di danau kawah terbesar dan terasam di dunia : Ijen Crater! Mata ini seolah tak ingin lepas memandang apa yang tergelar disana. Sudahlah memang sulit untuk menggambarkan kecantikan ijen dengan kata-kata. Saya bangga dengan tanah air ini
Dan…blitz-pun beraksi




Kamis, Februari 09, 2012

Forgiveness ala Rasulullah


Hari itu  adalah milik umat islam. Dalam peristiwa Fathul Mekkah (pembebasan Mekkah) itu, Rosululloh beserta ribuan pasukan islam memasuki kota Mekkah dengan segala kekuatan dan kekuatan dan kewenangan yang sudah digenggaman. Kemenangan Islam itu beliau tunjukkan dengan bertawaf, masuk ke dalam ka’bah dan menghancurkan berhala-berhala yang ada disana.

Sementara di kejauhan, di bilik-bilik rumah, ada mata-mata penuh penuh ketakutan terus memandangi Rosul dan pasukan Islam. Beberapa memberanikan diri mendekat, sembari berharap ada pengampunan. Orang kafir pertama diikuti orang kafir kedua dan begitu seterusnya hingga banyaklah jumlah mereka bergabung di tengah-tengah ka’bah. Tak bisa ditutupi, betapa mereka merasakan yang terbalik. Dahulu mereka menghina Rosulullah dan sahabatnya, sekarang kenyataannya merekalah yang bermandi kehinaan dihadapan kejayaan umat Islam. Di forum itu, semua sahabat nabi barangkali tidak akan keliru bila disuruh menunjuk hidung siapa yang dulu pernah menghina, melempari kotoran unta, memboikot dan menyiksa.

Saat semua orang saling beradu, Rosulullah keluar dari pintu ka’bah. Semua mata beralih memandangi Rosululloh yang mulia, beliau kemudian bersabda, “Wahai kaum Quraisy, menurut kalian apa yang akan aku perbuat kepada kalian?”

Satu diantara mereka membuka suara, “Lakukan sesuatu yang baik terhadap kami, engkau ini saudara yang mulia, juga anak saudara yang mulia”

Lihatlah seperti malam yang tak meninggalkan bekas di waktu siang, seprti itulah mereka melupakan perilaku buruk mereka. Padahal di dekat mereka, ada Bilal yang belum lupa bagaimana rasanya tulang rusuk hamper remuk dihimpit batu, kulit punggung Bilal yang mengelupas oleh pasir panas yang masih membekas. Mereka juga seperti melupaka, yang bahwa di barisan itu ada Ammar, yang trauma ibunda dan ayahnya mereka bantai secara keji di hadapannya.

Saat itu Rosululloh bisa saja membalas mereka dengan perbuatan yang setimpal. Apalagi mereka telah berulangkali berkhianat atas sumpah mereka perbuat.

Tapi tidak, Rosululloh ternyata memaafkan mereka. Dengan lembut beliau bersabda, “Pergilah, kalian bebas”.

Karena sifat lembut dan maaf beliau akhirnya hamper seluruh kaum kafir Quraisy memeluk islam dengan sukarela.

Dalam kisah penaklukan kota Mekkah, kita belajar tentang kekuatan memaafkan. Hari dimana dendam bisa saja tertumpah itu Rosululloh justru memaafkan sehingga sejarah pun mencatatnya sebagai penaklukan paling menyejukkan.

Begitulah kekuatan memaafkan. Menyaksikn fragmen kisah diatas, kita akan merasakan betapa memaafkan bukanlah kekalahan melainkan sebuah kemenangan. Suatu kemenangan yang menjadi lebih bermakna karena telah menghadirkan rasa damai dalam diri yang memaafkan dan yang dimaafkan.Rasa damai itu hadir karena kita berhasil memadamkan api dendam, amarah dan kekuatan yang membelenggu. Begitulah mengapa Alloh Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk memberi maaf, Alloh berfirman,”Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.”(QS. Al-A’Raff : 199)

Karena dimaafkan, seseorang berubah menjadi lebih baik. Karena dimaafkan, seseorang menjadi lebih bahagia hidupnya. Seperti itulah Alloh dalam firmanNya diatas menyandingkan “memberi maaf” dan menyuruh orang berbuat ma’ruf” sebagai satu paket yang tak terpisahkan. Sama-sama menginspirasi orang untuk berbuat lebih baik.

Senin, Desember 19, 2011

Mengagumi Danau Kawah Terluas dan Terasam di Dunia


 Subuh di awal November
Duduk di tepian terjalnya kawah 
Menjelang sang surya menampakkan nurnya
Dalam kebisuan dingin membeku
Di antara bukit Merapi di samping kawah
Dan Raung yang tampak Gagah menyapa dari timur
Merinding kalbu oleh ciptaanNya
Jauh dibawah sana…tergelar pertunjukan eksotis sang Maha Pencipta
Danau Kawah Raksasa hijau toska
Tampak mengepulkan asap tanda nafas dari dalam bumi
Aku tergeliat menatapnya…serasa misteri memenuhi batin bertanya
Dan diantara pemikul-pemikul belerang
Yang tegar mengusung rejeki menuruni dan menaiki kawah saling menyapa
Merekalah Pahlawan yang mungkin terlupakan
Ya Allah trimakasih tlah memberi kesempatan padaku mengunjunginya
Tak terasa air mata ini menetes
Tanda sadarnya diri ini laksana debu tidak ada apa-apanya di hadapanMu
Ijen…pancaran pesona di timur Jawa

Minggu, Desember 18, 2011

Sebuah Catatan MAHAMERU

 
Muncul keinginan begitu saja menjelajahi gunung Semeru. Setelah awal November kemarin berpetualang menelusuri kawah gunung Ijen yang eksotis,rasanya ketagihan lagi untuk hiking..(hehe padahal gk ada bawaan pecinta alam). Sebagai orang jawa,,warga Malang khususnya yang kotanya dikepung ring of fire-nya jawa timur sangatlah sayang kalau tidak menikmati gunung..prikitiuw
Membaca beberapa literatur petualangan Semeru sepertinya begitu mengasyikkan. Maklum saya bukan pendaki profesional, jadi agak merinding juga sih dengan ketinggiannya (3676 Mdpl). Berhubung sahabat mbolang saya seorang pendaki jadi hilang sudah rasa pesimis karena semangat dari dia.
Berbekal niat dan kesungguhan akhirnya saya dan sahabat mbolang saya bertekad menapaki atapnya Pulau Jawa..ya Mahameru,,puncak abadi para dewa (begitu lagunya Dewa 19 J)
Persiapan matang pun dimulai. Kami mulai mengisi tas carrier dengan logistic,tenda,dan instrumen camping lainnya. Dan yang lebih penting dari semua itu adalah persiapan fisik dan mental (Ingat itu!)
Berangkat dari arah Tumpang kami melaju menggunakan motor matic (sengaja gak nyewa hartop coz cuma berdua..itung-itung hemat biaya) menuju puskesmas desa tumpang untuk mengurus surat kesehatan sebagai syarat pendakian. Sekedar info saja kalau ongkos ojek Tumpang-Ranu Pani bisa mencapai 200ribu rupiah!Kalau hartop mungkin akan 2 kali lipat bahkan lebih (mahal klo untuk ukuran pembolang seperti saya,hehe)
Setelah sarapan nasi rawon di pasar Tumpang kami pun menuju pos pelayanan pendaki (masih di daerah Tumpang) guna mengurus administrasi pendakian seperti surat ijin,karcis masuk dll..

Tumpang,Kab. Malang (gbr msih diedit)
Setelah persyaratan beres kami langsung menuju Ranu Pani (pos terakhir yang dilalui kendaraan bermotor sebelum ke Semeru) melewati desa Poncokusumo. Jalanan lumayan mulus sampe arah coban pelangi dan coban trisula. Tapi setelah itu banyak didominasi jalan pavingan yang sebagian rusak dan berbatu serta menanjak sehingga diperlukan kehati-hatian karena di sisi kanan dan kiri jalan adalah jurang. Perjalanan seperti ini kami tempuh kira-kira 3 jam terus menuju ke dusun gubugklakah lalu desa ngadas (desa penghasil apel) lalu desa Bantengan tempat bermukin suku Tengger. Selama perjalanan mata kami dimanja landscape bromo dari atas bak karpet hijau di sisi kiri jalan serta puncak semeru menjulang gagah di sisi kanan jalan.
Rute yang kami lalui akhirnya menuju Desa Senduro Kab.Lumajang yang diteruskan ke Ranu Pani.

View Bromo dari desa Gubugklakah (gbr msih diedit)


1.Ranu Pani (2000 Mdpl)
Inilah pos pertama pendakian. Kami segera menuju resort untuk menyerahkan surat ijin pendakian kepada petugas. Fasilitas di desa ini sudah baik dengan adanya pondok pendaki, pondok penelitian,pusat informasi,penginapan,serta warung. Panorama desa ranu pani sangat lah sayang kalau dilewatkan begitu saja. Di sini kita bisa menikmati danau ranu pani dengan aktivitas memancing yang mengasyikkan. Sekitar 500 meter dari danau, kita juga bisa menikmati ranu regulo dengan view yang tidak kalah bagusnya. Bahkan kata penduduk sekitar, danau ini sering dijadikan obyek pree weeding :D
Desa Ranu Pani

Ranu Regulo

2. Ranu Kumbolo (2400 Mdpl)
Tracking-pun dimulai. Dengan mengucap Bismillah kami memulai perjalanan menuju Waturejeng melalui jalan setapak yang didominasi pohon tumbang. Jalanan kadang menanjak dan kadang datar. Menuju Ranu Kumbolo kami melewati 4 peristirahatan pos tiap rata-rata 3 km. Maka tak kami sia-siakan begitu saja, walaupun untuk sekedar minum,meluruskan kaki,bahkan bikin kopi (hehe).
Sisa kebakaran hutan di Waturejeng
Istirahat di pos 4
Jarak dari ranu pani ke ranu kumbolo sekitar 10 km,kami tempuh kurang lebih 4jam. Dan kelelahan kami pun akhirnya sirna setelah terbentang danau nan indah di depan mata. Ranu Kumbolo yang selama ini hanya bisa saya kagumi lewat gambar, akhirnya bisa saya saksikan langsung. Hemmm.. lebih bagus aslinya dong(hehe). 
View Ranu Kumbolo dari pos 4
Ranu Kumbolo
Suasana danau mendung & berkabut,maklum lagi musim penghujan. Di akhir pekan ranu kumbolo akan berubah menjadi kampung pendaki yang dipenuhi tenda-tenda. Sayang kami kesini hari senin,jadinya pun sepi. Tapi dengan begitu kami bisa bernarsis ria (hehe). Setelah ishoma dan mengisi air minum kami pun melanjutkan perjalanan menuju kalimati. Sengaja kami tidak mendirikan temda di ranu kumbolo seperti yang biasa dilakukan pendaki semeru. Bisa dibilang perjalanan kami ini patas karena mengejar waktu jangan sampai kemalaman tiba di pos kalimati.

3.Kalimati (2700 Mdpl)
Dimulai dari tanjakan cinta yang menguras tenaga kami menuju padang savana yang luas di oro-oro ombo. Para pendaki menamai daerah ini sebagai bukit telletubies. Yupp..Sesuai namanya, sepanjang mata memandang hamparan bukit hijau yang luas seperti karpet begitu mempesona mata. Alhamdulillah medan relatif datar sehingga kali ini kami lebih santai dan menghemat air minum. 30 menit melewati savana, jalanpun mulai menanjak dan menuju hutan belantara menuju Cemoro Kandang. Lagi-lagi medan didominasi pohon besar tumbang dan sisa kebakaran hutan yang luas. Sangat disayangkan Semeru juga masuk daftar blacklist L gunung di Jawa. Jalanan terus menanjak selama kurang lebih 2 jam menuju Jambangan. Kelelahan pun semakin menjadi karena hujan lebat tiba-tiba turun. Jalan setapak pun berubah menjadi kubangan air yang menambah kepayahan kami. Setelah kurang lebih 3 jam bergelut dengan tanjakan dan kubangan air sampailah kami di kalimati,pos terakhir mendirikan tenda guna mancapai puncak mahameru.
Tanjakan Cinta
Bukit Telletubies
Di sinilah kami bermalam, suhu dingin menusuk tulang, angin kencang serta suara hewan malam mengiringi malam kami. Ditemani kopi,mie goreng dan kehangatan api unggun cukup membuat kami terhibur di tengah senyapnya rimba malam kalimati. 
Puncak Mahameru dari Jambangan
Kalimati
4. Arcopodo (2900 Mdpl)
Arcopodo merupakan daerah yang berada dilereng puncak Gunung Semeru terkadang para pendaki juga mendirikan tenda terakhir disini. Tapi karena medannya cukup menanjak lebih baik mendirikan tenda di kalimati. Pagi hari setelah bermalam dari Kalimati pendakianpun berlanjut ke puncak Jonggring Saloko dengan melewati tanah berpasir dengan kemiringan hampir 60 – 70 derajat. Diperlukan kewaspadaan khusus dalam melewati medan ini karena banyak batu – batu yang longsor oleh angin atau pendaki di atas kita.

5. Puncak Mahameru (3676 Mdpl)
Perjalanan Arcopodo ke Puncak membutuhkan waktu 3-4 jam perjalanan pendakian.Puncak Mahameru atau Puncak Jonggring Saloko memiliki keunikan pada setiap 10 – 15 menit sekali menyemburkan abu dan batuan vulkanik yang didahului semburan asa berwarna hitam kelam membumbung tinggi ke angkasa raya seakan – akan menyelimuti seluruh puncak. Suhu di puncak Mahameru kadang–kadang 0–4 derajat celcius yang disertai kabut yang tebal dan badai angin. 


Sujud syukur kami tundukkan tatkala melihat kebesaran Tuhan dari puncak Mahameru. Trimakasih Semeru... kau tlah mengajarkan pada kami arti sebuah perjuangan dan solidaritas!!

Selasa, Oktober 12, 2010

Gunung tertinggi spektakuler impian para pendaki

Anda hobi mendaki gunung atau panjat tebing? Di dunia ini ada beberapa lokasi menantang yang menanti Anda yang punya nyali besar untuk mendakinya. 15 puncak-puncak tertinggi ini tidak hanya menakutkan karena keganasan alam dan topografinya, tapi juga sangat indah untuk sekedar dilihat dari kejauhan.
1. Meteora, Yunani 

Namanya diartikan sebagai "tebing menggantung" dan merupakan tempat kedua terpenting bagi biara Eastern Ortthodox di Kalambaka, Yunani setelah Gunung Athos. Lokasinya di antara sungai Peneios dan pegunungan Pindus. Biara-biara ini memiliki sekumpulan pilar-pilar tebing bebatuan pada latar belakangnya. Masuk dalam kawasan warisan dunia UNESCO, saat ini merupakan tempat bernaung bagi enam biara dan merupakan satu diantara lokasi panjat tebing yang penting.


  
2. Dead Horse Point 



Anda seharusnya pernah melihat puncak tebing luar biasa ini di adegan awal film Mission Impossible-nya Tom Cruise, dimana diperlihatkan dia sedang memanjatnya. Berlokasi di sebelah sungai Colorado di Taman Nasional Canyonlands, gunung ini punya topografi yang sangat menarik. Dataran tinggi yang pada ketiga sisinya turun tiba-tiba memunculkan bidang dataran lancip yang menyolok mata. Sayangnya, banyaknya kelembaban yg tidak terukur dengan tepat di lokasi ini menjadikan turis-turis yang cemas akan ketersediaan makanan dan kekurangan air menghindarinya.



3. Spyder Rock 

 Monolith pasir batu merah dengan ketinggian 244 m (800 ft) yang menakjubkan ini berada di Taman Nasional Canyon de Chelly, Arizona. Terbentuk lebih dari 230 juta tahun yang lalu melalui pembentukan lapisan-lapisan tanah oleh angin. Namanya diturunkan dari legenda Najavo tentang Spider Wowan (Perempuan Laba-laba) yang menjadikannya sebagai tempat tinggalnya. Konon dia diangkat sebagai sang penyelamat dan dipuja laksana Dewa.


4. Shiprock, New Mexico 
  Shiprock terbentuk oleh letusan vulkanik dari 30 juta tahun silam dan pada masa ini menyisakan bebatuan yang tidak beraturan dari saluran pusat dari sebuah gunung api. Pemanjat tebing yang sampai di atas akan dapat melihat sekumpulan jalur-jalur vulkanik dan puncak-puncak kecil. Beberapa di antaranya berisikan contoh indah magma yang membeku di udara dimana penduduk di sana menganggapnya sebagai Tse Bitai yang keramat, yang berarti "tebing terbang". Meski Anda tidak mendakinya, Anda dapat melihat bagian tengah Shiprock dari beberapa kilometer jauhnya karena diameternya yang mencapai 500 meter dn ketinggisn 600 meter. Area dari gunung api yang sudah mati ini membentang hampir 20 ribu kilometer persegi mengelilingi daerah Arizona, Utah, dan Colorado.

5. Agulha do Diabo

Nama dari puncak setinggi 2050 m yang berlokasi di Taman Nasional Serra dos Órgãos ini berarti "Jarum Setan" - (kayak lagunya Nisky Astria, gak sih?) Tidak mudah bahkan untuk pendaki gunung profesional untuk menskalakan ketinggiannya karena banyaknya rintangan yang menghadang saat mengikuti jejak ke base-nya, puncaknya, jaraknya dan cuaca. Yang sanggup mencapai puncaknya akan disuguhi pemandangan menakjubkan. Yang spesial dari gunung yang satu ini adalah bahwa bagiannya yang tersembunyi diantara blok-blok bebatuan dan pilar-pilar yang menjulang lebih dari 2000 meter. Pendakian pertama berhasil dilakukan pada tahun 1940.

6. Las Torres de Vajolet, Italian Alps

Hanya melihat foto-foto dari puncak ini rasanya tidak cukup untuk melihat keindahan aslinya jika kita tidak langsung melihatnya sendiri. Rute Delago arête masih merupakan jalur pendakian yang nyaman untuk menaklukkan gunung ini. Lereng Delagokante-nya cukup sulit dan sering membuat para pendaki terbaik di sini menahan napas.


7. Prekestolen, Dataran Tinggi Kjerag, Forsand, Norway


Gunung jangkung (604 m / 1980 ft) ini terletak bervariasi antara Prekestolen dan Preikestolen, dijuluki dengan nama "Preacher’s Pulpit" atau Tebing Tangga. Memiliki sebuah bidang puncak yang jarang, yang berukuran 25 kali 25 meter dan itu turut menjelaskan rahasia di balik namanya. Gunung ini adalah salah satu situs alam favorit di Norwegia dan menarik 95 ribu orang di tahun 2006 unutuk pendakian sepanjang 3,8 km-nya. Butuh waktu satu hingga tiga jam untuk menyelesaikan perjalanannya. Pendaki profesional biasanya menempuhnya lebih cepat.

8. El Capitan, Taman Nasional Yosemite, California

Berlokasi di sisi utara taman nasional Yosemite, monolith granit setinggi 900 m (3000 ft) ini memiliki tebing terjal yang sangat membingungkan. Pendakian vertikalnya sangat menantang bagi para pemanjat tebing. Dinamai demikian oleh Mariposa Battalion selama eksplorasi mereka tahun 1851 yang dalam bahasa Spanyol berarti "sang kapten" atau "si bos". Ada jalan setapak di sepanjang tepi Air Terjun Yosemite menuju puncak tebing terjal ini, tapi kesulitan yang luar biasa terletak pada saat penyeberangan di permukaan granitnya. Konon granit di sini telah berumur lebih dari 100 juta tahun. Makin ke puncak kualitas granitnya berubah menjadi Taft Granite dan beberapa bagiannya diperkirakan terbentuk pada jaman es mencair.

9. Gunung Thor, Baffin Island, Nunavut, Canada
Berlokasi di Taman Nasional Auyuittuq, Canada, bagian barat dari gunung Thor atau puncak Thor, menjulang setinggi 1675 m (5495 ft) dan tercatat sebagai tebing paling jangkung sedunia. Keterpencilan dan sudut vertikalnya yang 105 derajat membuatnya menjadi favorit bagi para pemanjat tebing dan sebagai lokasi camping. Puncak granitnya yang juga bagian yang membentuk pegunungan Baffin pertama didaki oleh sebuah tim dari Arctic Institute, Amerika Utara tahun 1953. Rappel terpanjang di gunung ini sampai saat ini dibuat pada 23 Juli 2006 oleh sekelompok pemuda Amerika. Keindahan gunung Thor dapat ditemui dalam film "The Songs Remain The Same".

to be continued :)...............................................